Your PhoneFriends
08:40WIB
Letto - Lethologica
Setelah sukses dengan dua album sebelumnya, Letto kembali merilis album terbarunya di awal tahun 2009 ini.
Secara konsep, di album yang bertajuk Lethologica ini Letto terlihat sangat berbeda dengan band-band yang sekarang ini banyak bermunculan. Mereka tidak terseret arus bermain dengan nada-nada melayu, tapi tetap berusaha eksis dengan gaya mereka sendiri. Bermain dengan kata-kata yang penuh makna dan musik ringan yang menghanyutkan. Bahkan konsep kemasan album pun membuat mereka terlihat berbeda. Artwork yang memamerkan karya-karya fotografi dalam potongan-potongan kecil menunjukan kalau mereka ingin menyajikan sebuah album komplit yang mungkin susah dicari sekarang ini.
Lethologica bukanlah sebuah kesalahan pengetikan atau sok pelesetan. Lethologica merupakan nama dari sebuah kelainan psikologis yang membuat seseorang bisa lupa tentang sebuah kata kunci atau nama dalam sebuah percakapan. Jelas beda dengan Lettologica yang jadi dasar band ini melangkah. Lettologica (yang artinya cara berpikir anak-anak Letto) berfokus pada keindahan, kemudahan diterima dan menghibur hati.
Ada beberapa lagu di album ini yang pantas mendapatkan perhatian khusus. Yang pertama adalah Lubang Di Hati. Sebuah lagu yang bisa membuka mata kita dan melihat dunia ini dengan perspektif yang berbeda. Memandang cinta dengan pola pikir dan emosi yang lebih tertata. Dan mengajak kita tak pernah berhenti melalui kesenangan hidup yang kadang melelahkan. Lagu ini dipilih sebagai single pertama dengan penuh harapan bahwa Letto bisa mengisi lubang di relung hati para pecinta musik.
Berikutnya Letto menawarkan sebuah obat mujarab untuk menghilangkan kesedihan. Yaitu sebuah lagu berjudul Senyumanmu. Terdengar klise mungkin, tapi kita semua tentu percaya kalau sebuah senyuman bisa memberikan efek positif ke semua orang. Selanjutnya ada sebuah lagu yang berjudul Ku Tak Percaya. Lagu ini bisa menggambarkan kehancuran hati seseorang saat termakan janji palsu sang buaya darat.
Secara musikal, Letto mencoba mengimbangi permainan kata-kata yang puitis penuh makna itu dengan komposisi yang bisa memainkan emosi. Tetap simple, tapi punya sentuhan-sentuhan di setiap lagu untu membawa kita untuk lebih mendalami arti lagu tersebut. (bug)
(Sumber : http://www.indonesiantunes.com)